Rabu, 28 Maret 2012

Gitar Usang

Gambar disamping adalah gitar keluaran daerah tahun 2000.

    Saat itu aku masih duduk di kelas 5 SD,aku minta hadiah gitar kepada bapa karena aku telah berhasil mendapatkan nilai 80 di raport untuk pelajaran matematika.Aku terus mendesak bapa agar cepat memberikanku gitar karena aku ingin bisa bermain gitar seperti yang lain.Lalu bapa menjawab dengan bijak "entar yah fal,bapa belum gajihan,kalu bapa udah punya uang pasti bapa beliin."
Aku mengerti mungkin bapa sedang banyak pengeluaran saat itu.



     Lalu seminggu setelah itu pamanku datang kerumah membawa gitar.dia berkata "Fal,ini gitar buat kamu".
Aku senang sekali karena akhirnya aku punya gitar sendiri.Pamanku mengajarkan bagaimana cara memainkan gitar dan kunci-kunci dasar.
  Lalu bapa membelikan buku kumpulan kunci-kunci dalam permainan gitar.Aku belajar sendiri dengan semangat.karena aku ingin seperti pamanku yang mahir memainkan gitar.
 

  Bertahun-tahun aku belajar,banyak ilmu yang kudapatkan dari teman-teman sebayaku.Sampai saat ini aku masih terus belajar dan belajar.
   Gitar ini lah yang selalu ada dan membuatku terus berkembang.walaupun tidak bagus dan mewah,tapi banyak cerita didalamnya.Kalau saja gitar ini bisa bicara mungkin dia yang menulis di blog ini haha...

Jangan memandang sesuatu hanya dari tampilannya saja,di balik kesederhanaan pasti ada kemewahan. 

thanks dad...

Selasa, 27 Maret 2012

nothing new!

Menghilang...
Itu lah kata yang tepat untuk melukiskan rasa itu...
Rasanya aku lupa bagaimana membuka pagar yang telah aku kunci sendiri...

Entah apa yang kurasakan...
Tapi sungguh ini sangat menyenangkan...
Namun kau harus siap dengan kesunyian...

Aku siap...
Namun apakah aku benar-benar siap?...
Jangan menghakimi bila kau tidak tahu masalahnya...

Lantas...
Dimana aku ini?...
Di alam mimpi?...
Planet alien?...
Sungguh tak kuasa ku memendamnya...

Dimana dia?...
Haruskah aku mencarinya?...
Haruskah ku bertanya cara membuka pagar itu?...

Biarkan aku yang membukanya...

THANKS

Sabtu, 24 Maret 2012

Ethiopia

 
Dengar rintihan berjuta kepala
Waktu lapar menggila
Hamparan manusia tunggu mati
Nyawa tak ada arti

Kering kerontang meradang
Entah sampai kapan

Datang tikam nurani

Selaksa do'a penjuru dunia
Mengapa tak robah bencana
Menjerit Afrika mengerang Ethiopia


Derap langkah sang penggali kubur
Angkat yang mati dengan kelingking
Parade murka bocah petaka
Tak akan lenyap kian menggema

Nafas orang-orang disana
Merobek telinga telanjangi kita
Lalat-lalat berdansa cha cha cha
Berebut makan dengan mereka

Tangis bayi ditetek ibunyakeringkan airmata dunia

Obrolan kita dimeja makan
Tentang mereka yang kelaparan
Lihat sekarat dilayar Tv
Antar kita pergi ke alam mimpi

Disana terlihat ribuan burung nazar
terbang disisi iga-iga yang keluar

Jutaan orang memaki takdirnya
Jutaan orang mengutuk nasibnya

Setiap detik selalu saja ada yang merintih
Setiap menit selalu saja ada yang mengerang

Aku dengar jeritan dari sisni...aku dengar
Aku dengar tangismu dari sini...aku dengar

Namun aku hanya bisa mendengar
Aku hanya bisa sedih







Hitam kulitmu sehitam nasibmu kawan
Waktu kita asik makan waktu kita asik minum
mereka haus..........mereka lapar
Mereka lapar...mereka lapar